GPS (Global Positioning System) adalah sebuah peralatan navigasi yang pada awalnya didesain sebagai akibat permasalahan pasukan Amerika serikat dalam menghadapi perang Vietnam. Salah satu kesulitan utama yang dialami pasukan di darat adalah bagaimana mereka selalu saling mengetahui posisi satu sama lain, terutama pada saat berada jauh di dalam hutan lebat. Mereka saat itu hanya mengandalkan sistem radio yang disebut LORAN system untuk mengetahui posisi. Namun karena banyaknya kesalahan yang diakibatkan penerimaan/pemancaran radio yang jelek, dan defleksi gelombang permukaan akibat cuaca buruk maka sistem ini kurang bisa meyakinkan untuk operasi penting pada saat itu. Amerika Serikat kemudian mengadakan uji coba dengan 4 satelit, yang diberi nama TRANSIT. Satelit ini memilik orbit sangat tinggi dan digunakan untuk kepentingan militer. Namun, sistem ini masih memiliki akurasi rendah, dan posisi hanya bisa diperoleh setiap 2 jam. Generasi berikutnya dibangun oleh NAVSTAR dan dioperasikan secara terbatas pada tahun 1986. Sistem ini hanya berfungsi 3-4 jam setiap hari karena satelit yang diorbitkan hanya sedikit. Pengorbitan satelit NAVSTAR sempat tertunda karena kecelakaan Kapal Ruang Angkasa Challenger pada tahun 1988. Challenger rencananya akan digunakan untuk meluncurkan satelit-satelit GPS NAVSTAR.
Sistem GPS benar-benar beroperasi pada saat dimulainya Perang Teluk pada tahun 1990. Sistem satelit blok 1 diluncurkan sebagai tambahan atas blok 2 yang sudah terlebih dahulu diorbitkan. Total satelit yang diorbitkan adalah 21 satelit, utnuk menyediakan sistem GPS di seluruh dunia, dengan kemampuan pengiriman data setiap saat. Departemen Pertahanan AS juga mengoperasionalkan GPS yang dipasarkan bebas mulai tahun 1990. Sistem ini masih dipakai sampai saat ini. Satelit-satelit GPS mengorbit terhadap bumi 2 kali sehari pada ketinggian 11.000 mil diatas bumi, dan memancarkan elevasi dan posisi dengan tepat. Sistem penerima GPS mengolah signal, lalu mengukur interval antara saat signal dipancarkan dan diterima untuk menentukan jarak antara antara receiver GPS di bumi dan satelit. Pada saat receiver GPS menghitung data-data tersebut dari 3 satelit minimum, lokasi di permukaan bumi dapat ditentukan dengan cepat. Dewan industri GPS baru saja mengumumkan bahwa peralatan receiver GPS ditargetkan akan terjual sampai 8 milyar Dollar sampai tahun 2000. Penggunaan GPS memang telah meluas dalam berbagai sektor. Receiver GPS bahkan telah dipasang di mobil-mobil mewah, dilengkapi dengan peta jalan digital dalam CD ROM yang akan menolong pengendara untuk menuju tempat tujuan. Receiver GPS juga akan segera di integrasikan dengan telfon selular. GPS pada saat ini telah menjadi teman yang baik di perjalanan dan akan sangat berjasa sebagai petunjuk arah pada saat yang gawat.
Kebijaksanaan tentang penggunaan GPS sendiri diatur dalam Federal navigation Plan (FRP), yang disiapkan oleh tim gabungan dari Departemen Pertahanan dan Departemen Transportasi AS, melalui berbagai pertemuan pada tahun 1992. Namun pada dasarnya, GPS sendiri adalah milik Departemen Pertahanan, namun pada kelanjutannya menjadi peralatan yang dipasarkan bebas. Rencananya satelit GPS akan ditambah 2 lagi, sehingga semuanya menjadi 24 satelit. Kemampuan penuh GPS dengan 24 satelit (blok I,II, dan IIA) akan diumumkan oleh Departemen Pertahanan AS. Sebelum berkemampuan penuh, Full Operational Capability (FOC) maka GPS sebenarnya sudah layak dipakai untuk bernavigasi, hanya kemampuan agak rendah. Kondisi ini dinamakan Initial Operational Capability (IOC), yang dimulai sejak 8 Desember 1993.
Kemampuan yang disediakan oleh GPS sendiri telah dikategorikan menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah Standart Positioning Service (SPS) dan kedua Precise Positioning Service (PPS). Sistem SPS adalah sistem yang dijual untuk pemakai diluar Departemen Pertahanan AS, termasuk yang dipakai Angkatan Bersenjata Indonesia/Australia. SPS menyediaan frekuensi GPS L 1 yang mengandung kode Coarse Acquisition (CA) dan data navigasi. Untuk sistem ini, Departemen Pertahanan AS sudah memberikan error signal yang menurunkan akurasi receiver GPS untuk menghitung posisi. Sistem GPS jenis SPS bisa diakses dengan menggunakan peralatan receiver (yang bisa dibeli di pasar bebas) setiap saat. Kemampuan GPS type SPS sebenarnya juga sudah sangat akurat bagi keperluan non militer yaitu dengan error horizontal, 100 meter ( dijamin 95 % ) dan 300 meter ( dijamin 99.99 % ). Untuk error vertikal adalah 140 meter ( dijamin 95 % ). Error waktu adalah 340 nanodetik ( dijamin 95 % ). Sedangkan GPS jenis kedua adalah GPS PPS yang memiliki keakuratan yang sangat tinggi, baik waktu, kecepatan, dan posisi. Sayangnya, sistem GPS ini hanya digunakan oleh Departemen Pertahanan AS dan instansi lain yang diberi lisensi. PPS akan mengirimkan data, dengan menggunakan frekuensi L1 dan L2 dan hanya untuk kepentingan militer. Inilah strtegi dagang Amerika Serikat yang tidak mau menjual produk terbaiknya pada sembarang orang. Hal ini sebenarnya tidak pada GPS saja, pada peralatan militer lain seperti pesawat dan senjata, selalu ada bagian-bagian yang dibatasi/dihilangkan.
GPS pada dasarnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu SPACE, CONTROL, dan USER. SPACE adalah 24 satelit yang ada di luar angkasa. CONTROL adalah 5 stasiun monitor yang ada di Hawaii, Kwajalein, Ascension Island, Diego Garcia, dan Colorado Springs. Terdapat 3 ground antenna yaitu Ascension Island, Diego Garcia, dan Kwajalein. Sedangkan Master Control Station (MCS) berlokasi di Falcon AFB di Colorado. Stasiun monitor selalu mengawasi satellit, dan mengecheck error data yang dipancarkan. Data-data ini diproses di MCS untuk menentukan orbit satelit dan mengkoreksi data yang dikirim oleh satelit. Setelah dikoreksi, data itu dikirm balik ke tiap-tiap satelit lewat ground antenna. Dengan cara ini, satelit akan mentransmisikan data yang tepat pada semua pengguna. Bagian ketiga adalah USER. Para pengguna jasa GPS bisa mendapatkan/membeli receiver GPS, tentunya tipe SPS untuk bisa mengakses pancaran satelit. Untuk receiver GPS sendiri bermacam-macam jenisnya, sehingga para pengguna bisa menentukan mana yang lebih disukai. Pada saat pertama kali dikeluarkan, peralatan ini mempunyai harga yang mahal. Namun pada saat sekarang sekarang harganya sudah relatif murah.
Sistem GPS benar-benar beroperasi pada saat dimulainya Perang Teluk pada tahun 1990. Sistem satelit blok 1 diluncurkan sebagai tambahan atas blok 2 yang sudah terlebih dahulu diorbitkan. Total satelit yang diorbitkan adalah 21 satelit, utnuk menyediakan sistem GPS di seluruh dunia, dengan kemampuan pengiriman data setiap saat. Departemen Pertahanan AS juga mengoperasionalkan GPS yang dipasarkan bebas mulai tahun 1990. Sistem ini masih dipakai sampai saat ini. Satelit-satelit GPS mengorbit terhadap bumi 2 kali sehari pada ketinggian 11.000 mil diatas bumi, dan memancarkan elevasi dan posisi dengan tepat. Sistem penerima GPS mengolah signal, lalu mengukur interval antara saat signal dipancarkan dan diterima untuk menentukan jarak antara antara receiver GPS di bumi dan satelit. Pada saat receiver GPS menghitung data-data tersebut dari 3 satelit minimum, lokasi di permukaan bumi dapat ditentukan dengan cepat. Dewan industri GPS baru saja mengumumkan bahwa peralatan receiver GPS ditargetkan akan terjual sampai 8 milyar Dollar sampai tahun 2000. Penggunaan GPS memang telah meluas dalam berbagai sektor. Receiver GPS bahkan telah dipasang di mobil-mobil mewah, dilengkapi dengan peta jalan digital dalam CD ROM yang akan menolong pengendara untuk menuju tempat tujuan. Receiver GPS juga akan segera di integrasikan dengan telfon selular. GPS pada saat ini telah menjadi teman yang baik di perjalanan dan akan sangat berjasa sebagai petunjuk arah pada saat yang gawat.
Kebijaksanaan tentang penggunaan GPS sendiri diatur dalam Federal navigation Plan (FRP), yang disiapkan oleh tim gabungan dari Departemen Pertahanan dan Departemen Transportasi AS, melalui berbagai pertemuan pada tahun 1992. Namun pada dasarnya, GPS sendiri adalah milik Departemen Pertahanan, namun pada kelanjutannya menjadi peralatan yang dipasarkan bebas. Rencananya satelit GPS akan ditambah 2 lagi, sehingga semuanya menjadi 24 satelit. Kemampuan penuh GPS dengan 24 satelit (blok I,II, dan IIA) akan diumumkan oleh Departemen Pertahanan AS. Sebelum berkemampuan penuh, Full Operational Capability (FOC) maka GPS sebenarnya sudah layak dipakai untuk bernavigasi, hanya kemampuan agak rendah. Kondisi ini dinamakan Initial Operational Capability (IOC), yang dimulai sejak 8 Desember 1993.
Kemampuan yang disediakan oleh GPS sendiri telah dikategorikan menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah Standart Positioning Service (SPS) dan kedua Precise Positioning Service (PPS). Sistem SPS adalah sistem yang dijual untuk pemakai diluar Departemen Pertahanan AS, termasuk yang dipakai Angkatan Bersenjata Indonesia/Australia. SPS menyediaan frekuensi GPS L 1 yang mengandung kode Coarse Acquisition (CA) dan data navigasi. Untuk sistem ini, Departemen Pertahanan AS sudah memberikan error signal yang menurunkan akurasi receiver GPS untuk menghitung posisi. Sistem GPS jenis SPS bisa diakses dengan menggunakan peralatan receiver (yang bisa dibeli di pasar bebas) setiap saat. Kemampuan GPS type SPS sebenarnya juga sudah sangat akurat bagi keperluan non militer yaitu dengan error horizontal, 100 meter ( dijamin 95 % ) dan 300 meter ( dijamin 99.99 % ). Untuk error vertikal adalah 140 meter ( dijamin 95 % ). Error waktu adalah 340 nanodetik ( dijamin 95 % ). Sedangkan GPS jenis kedua adalah GPS PPS yang memiliki keakuratan yang sangat tinggi, baik waktu, kecepatan, dan posisi. Sayangnya, sistem GPS ini hanya digunakan oleh Departemen Pertahanan AS dan instansi lain yang diberi lisensi. PPS akan mengirimkan data, dengan menggunakan frekuensi L1 dan L2 dan hanya untuk kepentingan militer. Inilah strtegi dagang Amerika Serikat yang tidak mau menjual produk terbaiknya pada sembarang orang. Hal ini sebenarnya tidak pada GPS saja, pada peralatan militer lain seperti pesawat dan senjata, selalu ada bagian-bagian yang dibatasi/dihilangkan.
GPS pada dasarnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu SPACE, CONTROL, dan USER. SPACE adalah 24 satelit yang ada di luar angkasa. CONTROL adalah 5 stasiun monitor yang ada di Hawaii, Kwajalein, Ascension Island, Diego Garcia, dan Colorado Springs. Terdapat 3 ground antenna yaitu Ascension Island, Diego Garcia, dan Kwajalein. Sedangkan Master Control Station (MCS) berlokasi di Falcon AFB di Colorado. Stasiun monitor selalu mengawasi satellit, dan mengecheck error data yang dipancarkan. Data-data ini diproses di MCS untuk menentukan orbit satelit dan mengkoreksi data yang dikirim oleh satelit. Setelah dikoreksi, data itu dikirm balik ke tiap-tiap satelit lewat ground antenna. Dengan cara ini, satelit akan mentransmisikan data yang tepat pada semua pengguna. Bagian ketiga adalah USER. Para pengguna jasa GPS bisa mendapatkan/membeli receiver GPS, tentunya tipe SPS untuk bisa mengakses pancaran satelit. Untuk receiver GPS sendiri bermacam-macam jenisnya, sehingga para pengguna bisa menentukan mana yang lebih disukai. Pada saat pertama kali dikeluarkan, peralatan ini mempunyai harga yang mahal. Namun pada saat sekarang sekarang harganya sudah relatif murah.
0 Response to "sejarah munculnya GPS"
Posting Komentar